Bad news, guys. Netbuk gw yang paling tahan banting dan sudah menemani gw sejak 2009, akhirnya resmi harus dideportase dari rumah gw. Review tentang netbuk gw ini bisa dibaca di sini.
Nah, karena senjata andalan gw sudah tidak ada, maka gw harus mencari penggantinya. Yah, gw sebenernya ga mudah untuk berpaling ke lain hati, tapi mau ga mau gw harus move on juga, kan. Secara, target pekerjaan gw harus terselesaikan. Dan, seperti mengulangi siklus yang sama pada 2009 lalu ketika gw mau membeli si Pico, gw pun mulai mempertimbangkan beberapa merk.
Memilih Laptop itu Seperti Memilih Seorang Gadis
Mengapa gw memilih judul ini? Sebab, laptop, bagi gw itu seperti belahan jiwa. Dia harus tahan banting. Dia harus bisa nemenin gw begadang 7 hari 7 malem dikejar deadline, memuaskan hasrat menonton film dengan kualitas yang maksimal, bisa main game-game ringan dengan nyaman, online sembari buka banyak program, dsb. Dia harus standby di segala cuaca dan lokasi. Dia bakal nemeni saya kuliah tahun depan, dan juga ngerjain seabrek tugas-tugas nananina. Dan kalau dia nggak bisa mengikuti hasrat gw itu, bakalan langsung parah. Untungnya si Pico bisa menenamin gw dengan sukses selama 4 tahun ini (meski 2 tahun terakhir ini udah uzur banget). Dan gw targetkan, si penggantinya ini harus lebih tangguh. Dia harus bisa mengalirkan pundi-pundi uang ke tangan gw, hahahaha *devillaugh.
Oke, focus lagi!
That’s why, gw googling selama beberapa hari dan mempertimbangkan untuk beli beberapa merek. Ax*** sudah gw coret dari daftar gw karena sekarang tidak banyak berproduksi dengan laptop. Takutnya performa dan layanan servis dan purna jualnya akan memengaruhi. Gw mempertimbangkan Toshiba, tapi sekali lagi mencoretnya karena harga yang di atas rata-rata dan kualitasnya standar. Selain itu, setiap gw lihat laptop sekolah-sekolah, pasti Toshiba. Memang tahan banting, tapi gw melihat Toshiba kurang sreg di hati gw (kembali lagi ke judulnya). Gw sebenarnya pengen beli Samsung atau Dell, tapi harganya yang tidak sreg di hati, wkwkwk… Untuk Acer yang diplesetkan alias cepet rusak, gw nggak mau ngambil risiko itu. Dan terakhir, untuk HP, banyak temen-temen gw yang punya HP dan kok rasanya pasaran, wkwkwk…
Akhirnya, gw memutuskan untuk memilih Asus atau Lenovo. Pertimbangannya adalah karena harganya terjangkau dan speknya bagus. Keduanya juga direkomendasikan oleh beberapa blog dan masuk ke dalam 3 besar brand terbaik pada tahun 2014.
Bersyukur, pas banget ada pameran computer di JEC (pameran GISS). Meski pamerannya nggak begitu besar. Gw ke sana pada hari Minggu sore. Tujuan utamanya hanya satu, mengambil sebanyak mungkin pamphlet dan mengorek sebanyak mungkin info. Setelah muter-muter selama 1 jam, mengobrol dengan penjaga booth, akhirnya gw memutuskan untuk memperkecil pilihan gw pada Asus X200ma dan Lenovo S20-30. Harganya berkisar 3.2 juga. Keduanya sama-sama intel Celeron (dual core), 2 GB, 500 GB HDD, 11.6” dan Win 8.1. Lenovo menawarkan led anti glare dengan bonus sleeve case. Asus ga ngasih apa-apa. Di sini gw lebih tertarik dengan Lenovo.
Gw pun pulang. Gw berkonsultasi dengan penyandang dana utama gw, alias kakak gw. Dia rekomen ke Asus. Dari segi brand, lebih bagus. Semalaman gw googling dan mencari informasi, mana yang harus gw pilih. Dan memang, gw kecenderungan ke Asus x200ma.
Next day, gw ke booth pameran lagi. Ketika tiba di sana, gw ngobrol lagi dengan seorang penjaganya. Dan gw diberi banyak sekali info dan pertimbangan, karena ternyata seri x200ma itu ada banyak banget macamnya. Mulai dari yang intel bay trail, dual core-quad core, 2 GB-4 GB,dsb. Ada spek, ada pula harga yang pantas. Harga dari barang yang gw inginkan ternyata 3.5 (lebih tinggi 300rb dari budget gw). Gw muter-muter lagi. Dan, finally, ada booth yang menjual x200ma seri kx152d seharga 3.3. Seri ini sudah memiliki intel bay trail quad core, di bawahnya seri yang gw pengeni di awal. Terpautnya 200ribu. Kesempatan langka kan, akhirnya gw memutuskan untuk membeli laptop itu. Gw beli di Euro Computer. Mereka punya booth juga di Jogtron Lantai 2.
Secara kasarannya, speknya adalah: intel bay trail quad core, 2 GB, 500 GB HDD, intel HD graphics, 11.6”, batere nggak bisa dilepas, Cuma 1.25 kg. Bonusnya adalah install win 8.1, mouse, keyboard protector, dan voucher disc. 50% buat pasang screen guard. Not bad, meski gw berharap dapet sleeve case juga, gw nggak punya sih *mupeng.
Well, secara keseluruhan, gw suka dengan laptop ini. Review lengkapnya bisa dilihat di sini.
Mereka pun masangin windows 8.1 dan kami harus nunggu 1 jam.
Sampai di rumah, ternyata ada yang trobel, gaes. Fungsi brightness-nya tidak mau jalan dan ketika di modus sleep tidak mau bangun lagi. Ampun lah, gw sempat bingung dan nggak bisa tidur. Setelah nyari solusi di beberapa blog, ternyata itu bersumber dari OS-nya. Akhirnya, 2 hari kemudian gw menjambangi Jogtron. Nyasar dan muter-muter di lantai 1 (yang gw kira lantai 2, soalnya lantainya agak bingungi sih), akhirnya gw sampai di toko Euro. Cukup mudah ditemuin kok. Dari escalator langsung nengok utara sudah ketemu. Ada di pojok barat. Nggak terlalu gede tapi nggak terlalu kecil.
Deretan laptop dari berbagai merk dipajang di sana, menunggu untuk dibeli oleh seseorang. Nggak terlalu ramai, tapi ada 2 orang yang lagi liat-liat laptop di sana. Gw masuk dan menyampaikan keluhan gw. Mereka nerima dan langsung membawa gw pada manajer mereka (kayaknya sih manajer. He’s behind the desk). Dengan sigap di manajer langsung menanggapi dan memberikan solusi. Gw mengangguk-angguk.
Satu jam kemudian, gw balik lagi ke sana buat ngambil laptop gw. Dan, thanks God, sudah beres lagi. Seneng nggak sih? Hehehe… Dan mereka sangat professional karena nggak minta bayaran. Jelaslah, ini kah kesalahan mereka. Kalau mereka minta bayaran, gw udah tulis yang jelek-jelek nih di blog, wkwkwk…
Setelah 1 Minggu
Usia si Red sudah menginjak 1 Minggu. Secara keseluruhan, semuanya oke, nggak kurang apapun. Semuanya berjalan dengan baik-baik aja.
Nah, kelebihan si Red versi gw sendiri begini nih:
- Cepet banget pas ngidupinnya. Nggak ada 5 detik. Bangun dari sleep nggak ada 2 detik. Cepet banget.
- Suaranya keren banget. HDMI sih.
- Cepet pas ngejalanin program-programnya. Mungkin karena didukung oleh prosesor yang udah quad core.
- Kalau dipakai tanpa batere bisa tahan sampai 7 jam lebih dengan brightness paling minimum.
- Layarnya lebar. Perbedaannya sangat mencolok karena dulu gw pakai netbuk yang Cuma 10”
- Enteng banget. 11/12 sama si Pico, padahal lebih gede.
- Buat internetan enak banget. Terutama kalau nangkep sinyal wifi. Wus wuss…
- Ngga cepet panas. Gw pakai 3 jam-an, nggak kerasa panas. Ademmm…
Well, cukup itu dulu postingan gw kali ini. Yang jelas, laptop ini, untuk kisaran harga 3.2, dan hanya digunakan untuk fungsi standar, menurut gw cukup mumpuni. Well, semuanya kan tergantung pada tujuan awal kan. Kalau gw disuruh beli laptop yang seharga 10 juga ke atas, buat apa? Hehe…jadi, kalau mau membeli laptop, kita kembali lagi ke pertanyaan: mau dipakai buat apa laptop ini? So, tinggal disesuain sama kebutuhannya, kumpulin duit, dan dieksekusi segera.
Selamat mencari laptop ^^